01 Januari 2011

Sholat darurot ?

Apa yang seharusnya kita lakukan jika kita akan shalat dalam situasi kemacetan di perjalanan? Inilah pertanyaan yang menjadi persoalan sebagian muslim dalam rutinitas pekerjaan sehari-hari.


Kita mengenal Isra Mi’raj sebagai peristiwa penting. Kejadian Isra Mi’raj adalah pangkal dari turunnya perintah menuaikan shalat lima waktu. Tak mengherankan, dalam Islam, perjalanan Rasulullah Saw dalam Isra Mir’aj dianggap sebagai mu’jizat karena tidak seorang pun bisa melakukannya. Begitu berharganya Isra Mi’raj, Rasulullah Saw pun mengingatkan para pengikutnya agar wajib melestarikanya tidak hanya dalam momen peringatan tahunan semata.

Lebih dari itu, Isra Mir’aj harus dilestarikan secara terus menerus dengan ibadah shalat. Sebab nilai-nilai sejarah Isra Mi’raj tidak bisa lepas dari aktivitas shalat. Dalam Islam, tidak ada ibadah yang diserahkan secara langsung kepada Rasulullah Saw, kecuali ibadah shalat. Sedangkan ibadah lainnya Allah menyerahkanya melalui malaikat Jibril terlebih dahulu.

Ini artinya, shalat sangat berdimensi spiritual yang lebih pribadi antara umat Islam dengan Sang Pencipta-Nya. Jika seseorang menjalankan shalatnya dengan baik, banyak ulama sepakat bahwa ibadah-ibadah lainnya akan ikut baik. Shalat pun bisa menjadi parameter dasar akhlak manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bukankah Allah berfirman, yang terjemahanya, “sesungguhnya shalat pasti akan mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar” (QS. al- Ankabuut: 45).

Namun, dalam rutinitas sehari-hari, mungkin sebagian orang menilai shalat menjadi sesuatu yang “sulit” dan “membebani,” terutama mengenai jatuh waktu shalat wajib. Fakta ini seringkali terjadi di kehidupan perkotaan, yang dinamika kehidupan duniawinya lebih terasa daripada dinamika spiritual. Salah satu fakta yang sering menjadi persoalan adalah “bagaimana kita bisa menuaikan ibadah shalat sedangkan situasi sangat tidak memungkinkan karena beberapa alasan, seperti macet dalam perjalanan.

Sebenarnya situasi tersebut bukanlah persoalan berat. Justru yang jadi persoalan adalah seberapa kuat niat kita untuk menunaikan shalat. Islam sebenarnya sudah memberikan kelonggaran kepada muslim yang akan menunaikan shalat wajib, yakni dengan jama’ dan qosor meskipun sampai saat ini sebagian ulama masih berbeda pendapat soal kelonggaran ini terkait masalah jarak tempuh dan urusan pelaku shalat. Namun sebagai muslim, alangkah lebih baik kalau kita tidak menunda-nunda shalat sampai akhir kecuali benar-benar darurat dan tidak bisa dikompromikan lagi. Misalnya, dalam kemacetan. Kalau kita sudah bisa memperkiraan kemacetan di suatu daerah antara jam 15 sampai jam 18, sedangkan kita dalam rentang itu ada waktu Ashar, kita bisa menggabungkan shalat Ashar di waktu Zuhur. Demikian pula kalau kita terjebak kemacetan saat waktu maghrib, kita bisa menggabungkannya pada pada shalat Ashar. Lantas, bagaimana kalau kemacetan itu terjadi dari siang sampai malam hari? Allah Maha tahu dengan niat kita. Jadi, kita diperbolehkan shalat dalam mobil dengan cara tayamum.

Sekali lagi, keringanan tersebut bisa dijalankan apabila benar-benar darurat, bukan sengaja didaruratkan. Dalam ibadah shalat, Allah mempermudah urusan bagi umatnya, tinggal bagaimana kita menepati janji untuk berkomunikasi dengan-Nya dalam waktu yang sudah ditetapkan.

“Sesungguhnya sholat itu adalah suatu yang telah ditetapkan waktunya bagi kaum mu’minin.” (Surah An-Nisaa’: 103).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHLAN WA SAH LAN IN My WEB

Saya memang bukan orang kaya,
Bisa jadi saya memang orang miskin
Tapi biarlah saya miskin harta asal kami kaya hati
Biarlah saya tidak kaya harta asal jangan miskin hati
Dengan hati ini saya mengabdi, mengemban amanah
Dengan hati ini saya mendedikasikan diri pada jalan dakwah
Dengan hati ini saya berjanji untuk tidak mengingkari
Dengan hati ini saya memohon pada ILLAHI,
Semoga diberkahi dan di ridloi
Di situs inilah saya gambar kan cita-cita kami,
Mengoftimalkan kemampuan diri guna mencapai
li ‘ila’i kalimatillah di muka bumi ini
Silahkan teliti, kami akan sangat senang dikoreksi.

Wassalam dari kami
sie Rohani RW 29-CIBEUREUM

Info buku

Info buku
Ini yang Anda Butuhkan

Amaliah Yaumin Fihayati

A.Y.F fhoto colection